I.
Judul :
Halogen
II.
Tujuan :
Mempelajari daya oksidasi halogen terhadap Fe2+ dan daya reduksi ion
halide terhadap Fe3+
III.
Dasar Teori :
Halogen berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena
unsure-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur
halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negatif
satu.
Dalam bentuk unsur,
halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2
mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g).
Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang
mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen
mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin
berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam,
sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk,
serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani
yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis).
Larutan halogen juga
berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat
merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti
Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.
1) Reaksi halogen dengan logam.
X2 + L → I A LX
II A LX2
III A LX3
2) Reaksi halogen dengan hidrogen.
H2 + X2 → 2
HX
3)
Reaksi halogen dengan nonlogam dan metalloid tertentu. Reaksi dengan Fosfarus,
Arsen, dan Antimon menghasilkan trihalida jika halogennya terbatas, atau
pentahalida jika halogennya berlebihan.
P4 + 6 Cl2 → 4 PCl3
P4 + 10 Cl2 → 4 PCl5
4) Reaksi halogen dengan air.
X2 + H2O → HX
+ O2
5)
Reaksi halogen dengan basa Klorin, Bromin, dan Iodin mengalami reaksi
disproporsional dalam basa.
6) Reaksi antarhalogen.
6) Reaksi antarhalogen.
X2 + n Y2 → 2 XYn
IV.
Alat dan Bahan :
Alat
dan Bahan
|
Ukuran/satuan
|
Jumlah
|
Tabung reaksi
|
-
|
8
|
Rak tabung reaksi
|
-
|
1
|
Pipet tetes
|
-
|
9
|
Larutan Klorin
|
-
|
1
ml
|
Larutan Bromin
|
-
|
1
ml
|
Larutan Iodin
|
-
|
1
ml
|
Larutan Besi (II) sulfat
|
0,1
M
|
2
ml
|
Larutan Besi (III) sulfat
|
0,1
M
|
2
ml
|
Larutan Natrium klorida
|
0,1
M
|
1
ml
|
Larutan Natrium bromide
|
0,1
M
|
1
ml
|
Larutan Kalium Iodida
|
0,1
M
|
1
ml
|
Larutan Kalium tiosianat (KSCN)
|
0,1
M
|
2
ml
|
V.
Langkah Kerja :
1.
Membedakan ion Fe2+ dan
ion Fe3+.
Mengambil dua tabung reaksi, masukkan 10 tetes larutan FeSO4
0,1 M ke dalam tabung pertama dan masukkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3
0,1 M ke dalam tabung kedua. Tambahkan 5 tetes larutan KSCN 0,1 M pada
masing-masing tabung, guncangkan tabung, amati, dan catat pengamatan Anda.
2.
Daya oksidasi halogen.
Menyiapkan
tiga tabung reaksi bersih dan masukkan ke dalam tabung reaksi berturut-turut 10
tetes larutan Klorin pada tabung pertama, 10 tetes larutan Bromin pada tabung
kedua, 10 tetes larutan Iodin pada tabung ketiga, dan amati warna tabung
masing-masing larutan. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 10
tetes larutan FeSO4 0,1 M.
Meneteskan
ketigan tabung Fe2+ dengan larutan KSCN 0,1 M masing-masing 3 tetes.
Mencatat warna setelah ditambah dengan larutan KSCN 0,1 M. Untuk mengetahui
banyak sedikitnya ion Fe3+ yang ada dalam tabung dapat dilakukan dengan
menambah aquades pada tabung reaksi yang berisi ion Fe3+ hingga
penuh.
3.
Daya reduksi halida.
Mengambil tiga tabung reaksi dan
masukkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0,1 M ke
dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian 10 tetes larutan NaCl 0,1 M ke
dalam tabung 1, 10 tetes larutan NaBr 0,1 M ke dalam tabung 2, 10 tetes larutan
KI 0,1 M ke dalam tabung 3, bandingkan warna. Cermati dan catat mana yang
terjadi reduksi ion Fe3+.
VI.
Hasil Pengamatan
1. Membedakan
ion Fe3+ dari ion Fe2+
No.
|
Larutan
Senyawa Besi
|
Perubahan
setelah penambahan larutan KSCN
|
1
|
FeSO4
|
Jingga
|
2
|
Fe2SO4
|
Merah
kecoklatan
|
2. Daya
pengoksidasi halogen
No.
|
Larutan
Halogen
|
Perubahan
setelah penambahan
|
|
Larutan FeSO4
|
Larutan KSCN
|
||
1
|
Cl2
|
Kuning kecoklatan (endapan menyatu
dalam larutan)
|
Jingga
|
2
|
Br2
|
Jingga (endapan terpisah dengan
larutan)
|
Merah kehitaman
|
3
|
I2
|
Merah
|
Merah tua
|
Cl2 +
Fe2+ → Fe3+ + 2Cl-
Br2 +
Fe2+ → Fe3+ + 2Br-
I2 + Fe2+ → Fe3+ + 2I-
3. Daya
pereduksi halida
No.
|
Warna larutan
Fe2(SO4)3
|
Ditambah
larutan
|
Perubahan yang
terjadi
|
1
|
Kuning
|
NaCl
|
Kuning muda
|
2
|
Kuning
|
KBr
|
Kuning
|
3
|
Kuning
|
KI
|
Jingga
|
Fe3+
+ 2Cl- → Fe2+ + Cl2
Fe3+
+ 2Br- → Fe2+ + Br2
Fe3+
+ 2I- → Fe2+ + I2
VII.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Kesimpulan
apa yang dapat diambil dari eksperimen ini mengenai
a. Daya
pengoksidasi halogen
Makin
besar (makin positif) harga potensial electrode, makin kuat sifat oksidatornya
atau makin mudah mengalami reduksi
b. Daya
pereduksi halide
Sesuai
dengan urutan daya oksidasinya yang menurun dari atas ke bawah pada system
periodic unsur, maka halogen yang bagian atas dapat mengoksidasi halide yang
bagian bawahnya, tetapi tidak sebaliknya.
2. Tuliskan
persamaan reaksi ion untuk reaksi yang terjadi
2Fe2+ + 3Cl2
→ 2Fe3+ + 2SO42- (daya oksidasi halogen)
Dari
tabel ketiga, tabung 3 terjadi reaksi pereduksian ion halide. Karena
berdasarkan data di atas, terjadi perubahan warna dari kuning muda,kuning, dan
menjadi jingga.
Fe3+ + 2I- → I2 + Fe2+
(daya reduksi halogen)
3. Dengan
menggunakan data potensial electrode dibawah ini, tentukan reaksi yang dapat
terjadi antara :
a. Halogen
dengan Fe2+
b. Halogen
dengan Fe3+
Fe3+
(aq) + e- →
Fe2+ (aq) E° = 0,77
V
½
F2 (aq) + e- → F (aq) E°
= 2,87 V
½
Cl2 (aq) + e- → Cl- (aq) E° = 1,36 V
½
Br2 (aq) + e- → Br- (aq) E° = 1,01 V
½
I2 (aq) + e- → I- (aq) E° = 0,62 V
4. Ditinjau
dari harga E° unsur-unsur itu, tuliskan urutan :
a. Daya
pengoksidasi halogen
Daya
oksidasi halogen dari Cl ke I makin berkurang terlihat dari warna larutan yang
semakin muda sehingga mendekati larutan FeSO4 padahal warna yang
diharapkan menuju Fe2(SO4)3
b. Daya
pereduksi halide
Daya
reduksi halogen dari CI ke I makin bertambahn terlihat dari warna larutan yang
semakin tua sehingga mendekati larutan Fe2(SO4)3 padahal
warna yang diharapkan menuju FeSO4
VIII. Kesimpulan
Daya
reduksi halogen dari Cl ke I makin bertambah terlihat dari warna larutan yang
semakin tua sehingga mendekati larutan Fe2(SO4)3
padahal warna yang diharapkan menuju FeSO4. Daya oksidasi halogen
dari Cl ke I makin berkurang terlihat dari warna larutan yang semakin muda
sehingga mendekati larutan FeSO4 padahal warna yang diharapkan
menuju Fe2(SO4)3.
Kesimpulan pada percobaan ini
adalah mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari senyawa halogen yaitu dengan
pembentukan garam halida dari senyawa yang mengandung unsur halogen.
IX.
Daftar Pustaka
http://awjee.blog.com/2012/11/25/halogen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar