Translate

Minggu, 16 Februari 2014

Contoh Esay Kebahasaan



Nasib Bahasa Daerah di Era Globalisasi

            Manusia dapat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuatnya terasa nyata dan terungkap.
            Perhatian terhadap kelompok - kelompok minoritas sekarang telah menjadi betapa penting dengan adanya kontak antarbudaya, namun diasumsikan bahwa komunikasi antarbudaya itu sangat sulit. Hal ini disebabkan karena jika bahasa sebagai sistem bunyi gagal mengendap dalam kantong – kantong budaya, maka masyarakat pun gagal untuk memahami dan dipahami dalam konteks komunikasi antarbudaya.
Sikap kita sebagai masyarakat yang kaya akan bahasa daerah adalah dengan melestarikan dan menjaga bahasa daerah juga menggunakannya di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum sekolah berarti pemerintah dalam hal ini Kemendiknas telah melaksanakan kewajibannya melestarikan bahasa daerah.
Bahasa daerah adalah bahasa yang harus dimiliki dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal itu terjadi karena Indonesia terdiri dari suku bangsa dan bahasa yang berbeda-beda walaupun tetap satu tujuan.
Seperti yang kita ketahui, bahasa Sunda merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa daerah di Indonesia tidak ternilai harganya dan wajib adanya pelestarian dari berbagai pihak.
Akhir – akhir ini, pendidikan bahasa asing semakin gencar ditawarkan oleh berbagai lembaga pendidikan. Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang di-UN-kan. Di sekolah kami terdapat 4 mata pelajaran bahasa yakni Bahasa Indonesia, BahasaInggris, Bahasa Sunda, dan Bahasa Jepang. Tentunya penambahan bahasa asing dalam kurikulum sekolah menjadi sebuah prestasi dan kebanggaan bagi sekolah yang bersangkutan.
Saya prihatin melihat bahasa daerah yang  menjadi tombak kekayaan budaya bangsa diabaikan begitu saja. Remaja masa kini lebih suka berbahasa asing agar terkesan intelek dan gaul tinimbang berbahasa sunda sebagai bahasa daerahnya. Sementara posisi bahasa Sunda dibiarkan terkubur karena dianggap bahasa yang jadul, kolot, dan ketinggalan zaman. Tentunya para leluhur kita kecewa karena budaya yang mereka perjuangkan tidak kita hargai sebagaimana mestinya.
Mungkin kita boleh memiliki persepsi seperti itu. Kita boleh bahkan harus mempelajari dan memiliki kemampuan berbahasa asing dengan baik untuk mengembangkan diri dan dapat berkomunikasi di tingkat internasional. Apalagi era globalisasi memudahkan kita mendapatkan sarana/fasilitas berkomunikasi dari dan ke berbagai penjuru dunia. Namun, jangan sampai kita menjadi kacang yang lupa akan kulitnya. Bahasa Sunda, tetap harus kita lestarikan dan hargai. Jangan sampai bahasa Sunda menjadi rebutan bangsa lain karena ketidakpedulian kita.
Kebiasaan menggunakan bahasa selain sunda dalam percakapan sehari - hari dengan  orang tua di rumah diduga menjadi penyebab utama dari fenomena ini. Selain itu,  kurangnya interaksi anak dengan teman sebaya di  lingkungannya juga dianggap sebagai faktor penghambat untuk bersosialisasi dalam masyarakat.
Kondisi ini diperburuk dengan “gempuran” media yang sarat dengan tayangan – tayangan yang tidak mencerminkan budaya sunda, bahkan sangat bertentangan. Anak zaman sekarang lebih mengenal sosok Lady Gaga daripada Kustian. Mereka lebih mengidolakan artis Korea Psy dengan Gangnam Style nya daripada Kang Darso yang legendaris dan nyunda.
Untuk melestarikan bahasa dan budaya sunda ditengah gempuran media saat ini, dibutuhkan peran yang lebih dari orang tua dalam  memberikan pemahaman kepada anak -anaknya akan pentingnya berbahasa dan berbudaya sunda di lingkungan rumah. Hal ini mengingat kebanyakan waktu yang dimiliki anak adalah di rumah sehingga peran orang tua dianggap faktor yang paling menentukan dalam pembentukan karakter berbahasa bagi anak. Dengan demikian, diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang tidak hanya memiliki kecerdasan akademik namun juga kecerdasan sosial, termasuk kecerdasan berbahasa.
Belajarlah dari pengalaman. Jangan sampai kasus direbutnya kekayaan budaya bangsa oleh negara lain terulang kembali akibat perilaku kita selama ini. Bahasa Sunda adalah kebanggaan negeri kita. Maka dari itu, gunakan dan lestarikan bahasa Sunda dengan sebaik – baiknya!

Kembang Qalbi Azsary
SMAN 8 Bandung
    
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar